Sabtu, 27 Juni 2009

Kisah seorang pemula

Awalnya, mungkin berangkat dari rasa penasaran apakah benar ada suatu sistem operasi di luar MS Windows yang bagus, handal tetapi gratis.... ahh..mana ada ( pikirnya) yang tidak gratis saja masih sering crash. Mana ada sistem operasi yang gratis tapi handal...orang gila kali yang mau melakukan semua itu ( pikirnya lagi ).

Selama ini memang dia selalu menggunakan MS Windows berikut aplikasi di dalamnya tetapi yang bajakan, bukan tidak mau beli untuk menjadi legal tetapi isi kantongnya tidak cukup ( baca : bokek ) untuk membeli

Tetapi hatinya tidak tenang, "Sampai kapan aku jadi orang illegal gini. kalaupun agak pinter gak ada rasa bangga sedikitpun, toh banyak orang yang bisa pake Windows...", gumamnya.

Dari browsing di internet ( di warnet ), kira-kira pada bulan Maret 2008, dia bertemu dengan Ubuntu Linux. Mengetahui namanya yang unik dan terdengar aneh membuat semakin terpacu rasa penasaran pada dirinya. Mau nyoba donlot tapi ahh...berapa jam selesai donlot di warnet, bisa-bisa malah bokek-kwadrat..!! Kemudian setelah meneliti, ahh...Ubuntu menyediakan layanan CD-Ubuntu gratis ( melalui shipit), " Woow...baik nian yang punya Ubuntu ini, orang ini pasti kaya dan mungkin sedikit "gila" karena mau bagi-bagi CD gratis, sementara yang lain malah minta dibayar mahal untuk CD produknya.." gumamnya terheran-heran. "Ahh., coba-coba minta ah..., siapa tahu bener-bener dapet.!" ujarnya dengan perasaan iseng.

Tidak terasa hampir 1 bulan berlalu, dan dia sudah "agak" lupa dengan permintaan CD gratis Ubuntu. Ternyata CD Ubuntu permintaannya benar-benar datang, yaitu CD Ubuntu 7.10 Gutsy Gibbon versi Live
.

Tetapi masalah muncul lagi, Ubuntu 7.10 Live gak bisa jalan mulus di komputernya yang hanya AMD Duron 1 GHz dengan RAM 192 MB karena untuk versi live butuh 384 MB. "Wedew...masih bagusan XP, 128 MB saja bisa lancar..." gumam dia. Untungnya, dia tidak menyerah begitu saja dan langsung minta saran ke Mbah Google, akhirnya dia kenal dengan 'ubiquity-install' yaitu install Ubuntu Desktop pada komputer dengan RAM terbatas. Akhirnya, setelah rada bersusah payah, selesai juga instal Ubuntu 7.10 di komputernya. Dia senang sekali bisa 'mencicipi' ubuntu meskipun untuk boot dan masuk ke desktopnya butuh waktu yang lebih panjang dibanding ke Windows XP.

Tetapi masalah belum berhenti. Setelah bisa masuk desktop ubuntu, 'kebingungan jilid dua' muncul lagi. "Walah...ini aplikasi apaan sih, kok namanya aneh-aneh, mana gak ada yang aku kenal lagi ??" keluh dia, mungkin yang cukup familier bagi dia interface aplikasinya adalah Open Office yang mirip dengan MSOffice. "Ini apaan, kok pemutar multimedia ( Totem, red ) tapi gak bisa muter MP3, WMV, AVI, MPEG ....masak cuma bisa muter WAV" protes dia lagi, karena waktu itu masih awam kalo ubuntu secara default hanya bisa memutar 'open multimedia format' seperti OGG dan OGV . "Mana game nya 'garing' lagi...huh...!!" protes dia lagi.

Tetapi ada dua hal dari Ubuntu yang bikin dia takjub, yaitu seluruh perangkat keras (hardware) langsung dikenal dan terpasang dengan sempurna secara otomatis, padahal dengan Windows harus memasang driver-hardware satu persatu dan juga setelah instalasi semua aplikasi langsung tersedia sedangkan jika instal Windows masih harus instal ini dan itu.

Dan babak baru dimulai, dia terus membiasakan diri dengan Ubuntu dan dari hari ke hari 'kegilaannya' pada Ubuntu semakin menjadi-jadi. Jika masuk ke warnet, kegiatan dia hanya mencari ilmu Ubuntu dan donlot pake-paket DEB. Meskipun lokasi warnet terdekat waktu itu berjarak 15 km dari rumahnya tidak membuat dia patah semangat dan dari kenyataan itulah timbul pemikirannya untuk mendirikan warnet dan tentunya dengan Ubuntu sebagai Sistem Operasinya.

Lalu dia mengenal "si ajaib" LTSP (Linux Terminal System Server Project) yang ternyata sudah jadi satu dalam CD Edubuntu 7.10 yang juga didapatkannya dari shipit Canonical. Akhirnya klop sudah, keinginan mendirikan warnet Ubuntu dan sistem LTSP plus ketersediaan dana, dan pada 17 Juli 2008 dengan mengucap bismillah dia meresmikan warnet Ubuntu idamannya.

Dia berharap bisa mendapat rejeki halal dari usahanya dan bisa memasyarakatkan Ubuntu/GNU-Linux dan Open Source Software pada masyarakat melalui user warnetnya.

Siapakah dia...?


Dia adalah Masdjo, saya sendiri, yang terus belajar dan belajar untuk menggunakan Ubuntu/GNU-Linux dan Open Source.

Leces, Probolinggo, 2009 s/d 2010
( lama banget nulisnya ya......maklum orangnya rada pemalas, :D )

6 komentar:

  1. Kok belum selesai ya .. :D

    BalasHapus
  2. Iya nih, jangan 1/2 1/2 dunk..!!

    BalasHapus
  3. Jika masuk ke warnet, kegiatan dia hanya mencari ilmu Ubuntu dan donlot pake-paket DEB <<< dan juga update terbaru tentang Mie Yabi dan Shora Aoi
    :D

    BalasHapus
  4. Mas daging rupanya punya repositori lengkap mie yabi & shoara aoi ya, boleh pinjem dunkz.... :D

    BalasHapus